Judul artikel ini saya posting karena seringnya pertanyaan ini muncul ketika saya dan kawan sedang menulis atau mendapat order. Pertanyaan itu ada yang sekedar basa-basi, ada yang memang betul-betul ingin tahu untuk menambah wawasan tentang seni kaligrafi. Tentu saja materi ini bukan untuk para kaligrafer, tapi untuk yang masih belum tahu sama sekali bahwa ternyata tulisan arab itu (baca : kaligrafi) banyak macamnya. Apa saja itu? Nih berikut laporannya, kaya repoter aja.
Jenis-jenia tulisan kaligrafi sebenarnya banyak macamnya. Tapi yang paling dasar dan dianjurkan serta dikembangkan oleh para penulis kaligrafi terdiri dari 6 jenis, yaitu :
1. Nasakh atau naskhi
Nasakh adalah salah satu jenis khat yang paling awal berkembang. Itu pertama kali diperkenalkan oleh seorang master kaligrafer bernama Imam Muqlah pada abad ke-10. Kemudian dikembangkan lagi oleh Ibnu Bawwab dan para kaligrafer lainnya ke dalam tulisan teks al Qur'an. Karena jenis ini relatif sangat mudah dibaca dan ditulis, maka tulisan ini paling banyak digunakan oleh para muslim dan orang Arab di belahan dunia.
Contoh
2.Tsuluts atau tsulutsy
Khat Tsuluts pertama kali dibuat pada abad ke-7 pada zaman khalifah Ummayah akan tetapi baru dikembangkan pada akhir abad ke-9. Kata Tsuluts berarti sepertiga, hal ini mungkin disebabkan karena tulisan ini memiliki ukuran lebih sepertiga dibandingkan dengan gaya tulisan lainnya. Walaupun tulisan ini jarang digunakan untuk tulisan Al Qur'an, tsuluts tetap sangat populer dan memegang peran penting terutama untuk tulisan hiasan/dekorasi, judul, dan kepala surat. Tulisan ini juga paling populer untuk dekorasi masjid, mushalla, dan produk kaligrafi lainnya
Contoh di bawah ini.
3. Diwani, ada 2 macam diwani 'aady dan diwani jaly
Tulisan ini berkembang luas di akhir abad ke-15 yang dipelopori oleh seorang kaligrafer Ibrahim Munif dari Turki. Dan mencapai puncaknya pada abad ke-17 atas jasa seorang kaligrafer terkenal yaitu Shala Pasha. Seperti tulisan riq'ah, diwani pernah menjadi tulisan favorit pada zaman kekaisaran Ottoman. Diwani Jaly adalah tulisan diwani yang bernuansa ornamen atau hiasan. Ia pertama kali dikembangkan oleh Hafiz Uthman.
Lihat contohnya di sini!
4. Ta'liq atau Farisi
Ta'liq artinya menggantung, karena tulisan gaya ini terkesan menggantung. Tulisan ini pertama kali dikembangkan oleh orang-orang Persia (Iran). Ta'liq disebut juga Farisi, termasuk gaya tulisan yang sederhana dan digunakan sejak awal abad ke-9. Abdul Hayy, seorang kaligrafer yang telah berperan besar di awal perkembangan tulisan ini. Dia termotivasi oleh Shah Ismail sebagai peletak dasar-dasar tulisan ta'liq. Gaya ini disukai oleh orang-orang Arab dan merupakan gaya tulisan kaligrafi asli bagi orang Persia, India, dan Turki.
Seorang kaligrafer Persia Mir Ali Sultan al-Tabrizi kemudian mengembangkan gaya ini lebih halus dan variatif menjadi Nasta'liq. Nasta'liq asal kata dari 'nasakh dan ta'liq'. Namun demikian para kaligrafer Turki, Persia tetap menggunakan tulisan ini pada momen-momen penting. Ta'liq dan nasta'liq biasa digunakan untuk penulisan literatur dan syair-syair tentang kepahlawanan, bukan untuk penulisan AlQur'an.
Contoh
5.Riq'ah atau riq'iy
Tulisan ini disebut juga dengan ruq'ah, yang dikembangkan dari nasakh dan tsuluts, namun ia tetap mimiliki ciri khas yang berbeda. Riq'ah lebih simpel dan sederhana, memiliki bentuk huruf tebal dengan batang huruf pendek dan huruf alif tidak pernah ditulis dengan berkepala.
Riq'ah dulu adalah tulisan favorit para kaligrafer Ottoman dan banyak mengalami pengembangan oleh Syakh Hamdullah al Amasi. Kemudian riq'ah banyak direvisi oleh para kaligrafer lainnya dan menjadi tulisan yang popluler dan dipakai secara luas di dunia Arab.
Lihat contohnya di sini!
6. Kufi
Kufi termasuk tulisan paling dominan pada zaman dahulu. Ia dibuat setelah berdirinya 2 kota muslim yaitu Basrah dan Kufah pada dekade kedua era Islam sekitar abad ke-8 Masehi. Ia memiliki bentuk huruf yang proporsional kaku dan persegi. Dari kata Kufah maka tulisan ini dikenal dengan Kufi.
Lihat contohnya di sini!
Keenam jenis tulisan ini yang sering diperlombakan pada kegiatan lomba kaligrafi baik di tingkat dunia maupun nasional. Termasuk di Indonesia, keenam jenis tulisan ini menjadi khat wajib dalam cabang kaligrafi untuk golongan naskah (penulisan buku) pada MTQ dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat nasional.
Jenis-jenia tulisan kaligrafi sebenarnya banyak macamnya. Tapi yang paling dasar dan dianjurkan serta dikembangkan oleh para penulis kaligrafi terdiri dari 6 jenis, yaitu :
1. Nasakh atau naskhi
Nasakh adalah salah satu jenis khat yang paling awal berkembang. Itu pertama kali diperkenalkan oleh seorang master kaligrafer bernama Imam Muqlah pada abad ke-10. Kemudian dikembangkan lagi oleh Ibnu Bawwab dan para kaligrafer lainnya ke dalam tulisan teks al Qur'an. Karena jenis ini relatif sangat mudah dibaca dan ditulis, maka tulisan ini paling banyak digunakan oleh para muslim dan orang Arab di belahan dunia.
Contoh
2.Tsuluts atau tsulutsy
Khat Tsuluts pertama kali dibuat pada abad ke-7 pada zaman khalifah Ummayah akan tetapi baru dikembangkan pada akhir abad ke-9. Kata Tsuluts berarti sepertiga, hal ini mungkin disebabkan karena tulisan ini memiliki ukuran lebih sepertiga dibandingkan dengan gaya tulisan lainnya. Walaupun tulisan ini jarang digunakan untuk tulisan Al Qur'an, tsuluts tetap sangat populer dan memegang peran penting terutama untuk tulisan hiasan/dekorasi, judul, dan kepala surat. Tulisan ini juga paling populer untuk dekorasi masjid, mushalla, dan produk kaligrafi lainnya
Contoh di bawah ini.
3. Diwani, ada 2 macam diwani 'aady dan diwani jaly
Tulisan ini berkembang luas di akhir abad ke-15 yang dipelopori oleh seorang kaligrafer Ibrahim Munif dari Turki. Dan mencapai puncaknya pada abad ke-17 atas jasa seorang kaligrafer terkenal yaitu Shala Pasha. Seperti tulisan riq'ah, diwani pernah menjadi tulisan favorit pada zaman kekaisaran Ottoman. Diwani Jaly adalah tulisan diwani yang bernuansa ornamen atau hiasan. Ia pertama kali dikembangkan oleh Hafiz Uthman.
Lihat contohnya di sini!
4. Ta'liq atau Farisi
Ta'liq artinya menggantung, karena tulisan gaya ini terkesan menggantung. Tulisan ini pertama kali dikembangkan oleh orang-orang Persia (Iran). Ta'liq disebut juga Farisi, termasuk gaya tulisan yang sederhana dan digunakan sejak awal abad ke-9. Abdul Hayy, seorang kaligrafer yang telah berperan besar di awal perkembangan tulisan ini. Dia termotivasi oleh Shah Ismail sebagai peletak dasar-dasar tulisan ta'liq. Gaya ini disukai oleh orang-orang Arab dan merupakan gaya tulisan kaligrafi asli bagi orang Persia, India, dan Turki.
Seorang kaligrafer Persia Mir Ali Sultan al-Tabrizi kemudian mengembangkan gaya ini lebih halus dan variatif menjadi Nasta'liq. Nasta'liq asal kata dari 'nasakh dan ta'liq'. Namun demikian para kaligrafer Turki, Persia tetap menggunakan tulisan ini pada momen-momen penting. Ta'liq dan nasta'liq biasa digunakan untuk penulisan literatur dan syair-syair tentang kepahlawanan, bukan untuk penulisan AlQur'an.
Contoh
5.Riq'ah atau riq'iy
Tulisan ini disebut juga dengan ruq'ah, yang dikembangkan dari nasakh dan tsuluts, namun ia tetap mimiliki ciri khas yang berbeda. Riq'ah lebih simpel dan sederhana, memiliki bentuk huruf tebal dengan batang huruf pendek dan huruf alif tidak pernah ditulis dengan berkepala.
Riq'ah dulu adalah tulisan favorit para kaligrafer Ottoman dan banyak mengalami pengembangan oleh Syakh Hamdullah al Amasi. Kemudian riq'ah banyak direvisi oleh para kaligrafer lainnya dan menjadi tulisan yang popluler dan dipakai secara luas di dunia Arab.
Lihat contohnya di sini!
6. Kufi
Kufi termasuk tulisan paling dominan pada zaman dahulu. Ia dibuat setelah berdirinya 2 kota muslim yaitu Basrah dan Kufah pada dekade kedua era Islam sekitar abad ke-8 Masehi. Ia memiliki bentuk huruf yang proporsional kaku dan persegi. Dari kata Kufah maka tulisan ini dikenal dengan Kufi.
Lihat contohnya di sini!
Keenam jenis tulisan ini yang sering diperlombakan pada kegiatan lomba kaligrafi baik di tingkat dunia maupun nasional. Termasuk di Indonesia, keenam jenis tulisan ini menjadi khat wajib dalam cabang kaligrafi untuk golongan naskah (penulisan buku) pada MTQ dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat nasional.
No comments:
Post a Comment